GENDRUK SUHARA
Pagi itu Suha sedang berjalan-jalan
melihat desanya. Desa yang telah lama ia tidak lihat sebab kepergiaannya selama
15 tahun di negri orang untuk menggantungkan ilmunya. Suha merupakan anak gadis
satu-satunya di desa itu yang mampu menggapai cita-citanya. Betapa tidak,ia
mengingat pengorbanannya yang sangat besar agar dapat melanjutkan sekolah.
Betapa dalam ia dengan lamunannya hingga ia tak sadaar seorang perempuan
berambut panjang yang sedang menggendong
seorang balita dan memegang anak perempuan yang Nampak kotor dengan bajunya
yang lusuh memandanginya dengan rasa
penasaran sekaligus heran. Dengan
penasaran dan ragu perempuan itu akhirnya mengeluarkan kata dengan nada
pelan dan sedikit serak “SUHARA…….??”. suha tiba-tiba tersentak dengan suara
itu “ANI… kaukah itu?”. Suha mendekati perempuan itu
“ia suhara aku ani, sahabat mu. Aku tak menyangka kau masih mengingat ku
setelah kepergian mu yang cukup lama.”. “ani, mengapa kau berkata seperti itu
mana mungkin aku melupakan sahabat terbaikku yang membantu aku dalam menggapai
cita-cita ku”. Ani hanya terdiam dengan air mata haru di pipinya. “A ni apakah
mereka ini anak-anak mu? Siapa ayahnya?”. Ani terdiam sejenak dan memandangi
anaknya “ Ia mereka anakku,dan,,,dan ayahnya adalah Harman.” . “ Apa?
Harman..harman yang dulu kau bilang kau sangat membencinya ,karna kebiasaannya
yang buruk yang selalu membuat onar di mana-mana,hmm…maaf tapi kenapa kau bisa
menikah dengannya?” . “ itulah suha aku sangat menderita dengan perjodohan ini
karna orang tuaku yang memaksaku untuk jadi istrinya, orang tuaku hanya
memandang bahwa mereka orang yang di segani di desa ini yang juga mereka dari
keluarga terpandang, dan sampai sekarang mereka baru menyesal atas diri ku yang
selalu di siksa oleh Harman . namun apa daya sudahlah ini sudah terjadi.”
Di
tengah pembicaraan mereka balita yang ada di gendongan ani merengek sepertinya
ia sudah ingin pulang, “ suha ayo kita kerumah ku sepertinya anakku sudah ingi
pulang”. Mereka berdua berjalan menuju rumah ani. Setelah beberapa menit mereka
sampai di gubuk yang di sebut ani rumahnya . sebenarnya ini tak layak di sebut
rumah karna atap dari tempat tersebut sudah hampir rubuh dan dinding yang sudah
rapu dimakan rayap. Suha tak tega bertanya lebi banyak lagi dengan kehidupan
ani. “suha?”. “ia..ada apa?” . “ jadi bagaimana keinginan mu
selanjutnya,bukankah kau sekaraang sudah sarjana?”. “o itu,,aku ingin membuat
sekolah di desa ini karna aku tak ingin generasi selanjutnya setelah kita
mengalami hal serupa yang dapat membuat masa depan mereka menjadi suram aku
ingin walau desa ini terpencil tapi dapat bersaing dengan anak-anak kota.” “aku
sangat setuju dengan itu.”. setelah berbincang cukup lama suha berpamitan
pulang.
Ia
pun kemudian kembali kerumahnya “ibu…..” . “ia,ibu di sini” . “ibu,bagaimana
pendapat ibu aku akan mendirikn sekolah di desa ini sesuai dengan pesan mendiam ayah.”. ibu suha tak menjawab ia
hanya mendesah “ibu,ada apa?. Apa ibu tak setuju?,bukankah itu adalah pesan
ayah?”. “bukan begitu anakku tapi aku yakin ketua kampung di sini tak
setuju.oya apakah kamu sudah bertemu dengan ani,dan yahnya itulah adalah ketua
kampong di desa ini.”. “apa? Tapi lalu
kenapa ani tiggal di rumah kumuh bu,mana
mungkin”. “ayah ani sudah di butakan oleh harta bahkan ia rela mengorbankan
anaknya sendiri”. Walaupun sudah di beri tahukan oleh ibunya suha masih tetap
pada pendiriannya bahwa ia tetap akan mendirikan sekolah.
Keesokan
harinya suha sudah mempersiapkan bahan untuk membuat sekolah yang akan ia
bangun walau hanya berbahan sederhana dengan papan-papan dan peralatan sekolah
laiinnya sampai siang itu Alhamdulillah sekolah teersebut sudah siap dengan
bngku-bangku yang sudah rapi dan sekarang ia hanya perlu menunggu murid-murid
yang ingin bersekolah . pakaiannya yang sudah rapi beberapa menit ia menunggu datanglah ayah ani
dan puluhan orang-orang di kampong itu
memaki-maki suha ia tak menginginkan suha mendirikan sekolah tapi suha
benar-benar mempertahankan pesan ayahnya
hingga suha terluka karna di lempari batu oleh orang kampug bahkan sekolah itu
sudah hampir di bakar namun ani datang dan menyuruh untuk memberhentikan
kelakuan keji itu. Ia hanya menangis pilu
“ ayah,apa tak ada lagi hati nurani ayah,aku anak mu ayah yang rela
mengobankan pendidikan ku demi keinginan ayah,demi ayah aku tersiksa seperti
ini apa ayah tak pernah memikirkan keadaan ku?”. “hmmm!!! Baiklah aku akan
memberi mu kesempatan jikalau sampai minggu depan kamu belum mendapatkan anak
yang akan kamu jadikan murid,sekolah ini akan aku gusur!!!” setelah itu ayah
ani pun prgi.
Berhari-hari
pun suha mengajar di luar sekolah berharap ada anak yang mau belajar ada satu
anak yang bnar-benar mau sekolah anak yang terlihat idiot namuunn sangat
bersemangat untuk beljar suha pun menyuruhhnya besok untuk ke sekolah di sekolah
yang sudah di bangun suha.
Hari
itu adalah hari yang menegangkan bagi suha ia dan ayah ani sudah berada pada
sekolah tersebut namun tak ada satupun anak yang datang “sudah aku duga tak
mungkin kau akaan mendapatkan anak yang dapat kau ajar”. Ketika orang-orang
akan memporak porandakan sekolah tersebut datanglah belasan anak berlarian
menuju sekolah itu terutama nado. Suha sangat gembira melihat anak annak itu
ayah ani pun pergi sesuai janjinya ia akan mengizinkan sekolah itu tetap
berdiri. Akhirnya setelah banyak usaha dan doa sekaligus harapan sekolah itu
brdiri dan namanya di kenal di mana mana yaitu dengan nama “GENDRUK SUHARA”
yang berarti tak gentar dan penuh pengorbanan.
J SELESAI J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar