Jumat, 03 April 2015

"tryst"

"Tryst"


Cuacanya begitu dingin, angin berhembus damai. Hujan kali ini rasanya berbeda. Ku belai merrie kucing kesayangan ku. “hey!!” tepukan di pundak itu membuat ku terkejut. “widi, kamu apa-apaan sih, ngagetin ajah. Oya ice cream pesanan aku mana?”. Tanya ku berbisik. “nih, rasa vanilla buat kamu” serah widi.”kok vanilla..”. “karna yang coklat buat aku.” Jawab widi ringkas.
“hahh,,rindy,widi… ketahuan yah kalian.” Suara papa mengagetkan ku. “eh papa,sekali-kali nggak apa-apa kan.” Jawab ku. “om, pengen ice cream om?” tawar widi. “boleh,, boleh,,” jawab papa ku. Widi coba mencari ice creamnya. “ yah,, maaf om, ice cremnya udah abis.”. “ah, kamu ini nawarin tapi nggak ada”. Widi Cuma cengengesan. “oya kalian lanjutin ngobrol yah, om mau masuk dulu.” Pinta papa ku.
“oya rin, besok aku mau ke Austria. Papa ku ada bisnis di sana.”.  aku kaget.“apa, kamu kok gitu, kalau kamu pergi aku sama siapa wi’, di sma aku bakalan gangguin siapa?”. Ucapku sedih. “ maaf rin,aku harus pergi. Oya kita akan bertemu lagi jika kamu ke Austria rin, kamu bisa dapat beasiswa untuk kesana.” Kata widi enteng. “gimana caranya, dari peringkat 31 bisa dapat besiswa?”. “kamu pasti bisa rindy, itu jika kamu mau, kita akan bertemu di danau yang membelah kota wina yaitu danau denube. Kamu pegang ini yah. Ini kenang –keangan dari ku.”. widi memberiku snowball.
Sejak kepergian widi, rindy selalu mengingat widi. Ia terus berusaha menjadi yang terbaik. Nyatalah ia mendapat beasiswa, dan ia mengejar cita-citanya bertemu widi.
Seminggu kemudian…

“hari ini ku kan bertemu widi,,,”. Di sana ada sesosok lelaki memakai kacamata. Rindy mengenalnya itu widi. “rindy,,, kamu datang” widi tersenyum bahagia. Mereka pun saling melepas rindu. Mereka pun berbincang-bincang. Mereka membahas kehidupan kedepan. Mereka fall in love dan berencana membangun rumah kaca di dekat danau ini dengan bermacam-macam bunga indah di dalamnya. Mereka pun berlalu dan widi mengajak rindy berkeliling mengelilingi kota Austria.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar