
Mungkin
hanya tuhan yang tau, perasaan ku saat ini. Kau tak akan percaya, hanya kau
seorang. Memang waktu itu sempat ku menolak mu namun kau masih menemaniku
menjadi motivasi hari-hari ku. Itu membuatku luluh.
Hari
itu ku ceritakan perasaan ku pada Aisyah sahabat baik ku. “mungkin Ariz, yang
terbaik. Dia telah membuat perubahan dalam diriku.” Curhat ku pada aisyah. Aisyah
adalah perempuan yang baik, ia berhijab dan juga pintar, banyak orang terkesan
padanya.
Hari-hari
masih berlalu seperti biasa, malam itu ku lihat bintang ke langit luas, sambil
ku sesap coklat hangat di genggaman ku. Ku mengingat kembali Ariz, ku
membayangkan Ariz sekarang sedang apa, mungkinkah ia juga melihat bintang yang
sama.
Handphone-ku
berdering. Itu dari Aisyah “halo…” buka ku. “assalamualaikum, devny.” Kata
aisyah. “waalaikumsalam, ia kenapa?” tanyaku pada aisyah. “oh, tidak, tidak
apa-apa. Aku hanya ingin bertanya kamu udah selesai dengan buku catatan yang
kamu pinjam, soalnya…… ah, tidak, kalau sudah selesai tolong bawa besok yah.
Bye. assalamualaikum”. Tutur aisyah sedikit canggung. “ia waalaikum salam”
jawab ku segera.
Setelah
itu ku segeraka menghabiskan coklat hangat ku dan kemudian menutup jendela.
“Besok adalah hari yang baru”. Keesokan harinya setelah sampai di sekolah aku
bertemu dengan Aisyah. Ku segerakan mengambil bukunya di ransel ku.
Pada
jam istirahat ku lihat Aisyah dan Ariz sedang bercakap-cakap. Rizal mengagetkan
ku “hei, nggak usah heran. Ariz itu emang berniat mendekati Aisyah, dia yang
bilang padaku. ku rasa Aisyah pun tau.” Devny berlalu meninggalkan Rizal. Sejak
saat itu Ariz semakin dekat dengan Aisyah, Devny belajar melupakan Ariz. Bahkan
sampai sekarang walaupun mereka tak pacaran namun mereka begitu dekat Aisyah
dan Ariz tak dekat lagi dengan Devny, devny sudah tak ada di antara mereka. “
mungkin keajaiban cinta hanya untuk orang-orang seperti Aisyah, hikayat cinta
hanya untuk mereka. Mungkin Ariz memang tak pernah untuk ku”.
DEVI <f
Tidak ada komentar:
Posting Komentar